SCALE-UP BUKAN CUMA ASAL SCALE-UP.

Yang mau di-scale-up kan dari bisnis itu apanya sih? Itu kebutuhan, atau godaan aja sebatas cuan?

Scale-up itu karena kebutuhan melihat kondisi bisnisnya nggak mampu lagi memenuhi permintaan.

Bisa juga, bisnisnya ternyata punya keterbatasan sehingga dampak yang dihasilkan kurang optimal.

Sebelum sembarang scale-up, kuatkan dulu organisasi bisnisnya: Perjelas kembali ke mana arah scale-up bisnis? Akan menjadi seperti apa bisnisnya setelah scale-up?

Kuatkan melalui Funtastic 6 Framework Workshop! Workshop 1 bulan bareng The Pengusaha, yang akan membedah tuntas dasar-dasar penguatan organisasi, agar SIAP UNTUK SCALE-UP!

Pendaftaran: https://thepengusaha.com/f6fws

BISNIS SEPERTI PESAWAT

Bisnis adalah KENDARAAN. Sebelum berkendaran, kita wajib memastikan tujuannya terlebih dulu.

Ketika TUJUAN TELAH JELAS disertai dengan DAMPAK YANG INGIN DIHASILKAN, kewajiban Anda adalah (1) MEMILIH KENDARAANNYA, (2) menentukan STRATEGI dan TAKTIK.

Strategi dan taktik ditentukan agar TUJUAN KAPTEN dapat dicapai, sesuai dengan WAKTU dan HASIL yang ingin Anda dapatkan.

Anda akan mulai berhitung, seperti saat mempersiapkan perjalanan menggunakan kendaraan tertentu:
(1) Apa saja aktivitas yang diperlukan?
(2) Apa saja bekal yang dipersiapkan?
(3) Siapa saja yang HARUS SAYA ajak bersama?
(4) Bagaimana alokasi budget perjalanan Saya?

Lalu, tujuan akhir seperti apa yang seharusnya Anda punya?

Baca selengkapnya dalam artikel, link: https://thepengusaha.com/bisnis-seperti-pesawat-dan-juga-kendaraan-lainnya/

REKRUT DULU ATAU KEMBANGKAN YANG SUDAH ADA?

MinThe sering menghadapi beberapa orang yang dilematis dengan situasi SDM di dalam bisnisnya. Biasanya, problemnya karena rekrutmen di awalnya kurang jelas, yang mengakibatkan dapat yang orangnya kurang jelas juga.

Proses rekrutmen di awal kurang jelas itu, seperti misalnya "PROMISE"-nya buat mereka yang mau ikut bergabung.

Promise atau janji itu ada banyak, tidak hanya gaji dan fasilitas saja. Gaji dan fasilitas itu promise 'terlemah' karena begitu ada tempat kerja lain yang bisa kasih lebih, mereka gampang pindah.

Alhasil, turnovernya tinggi, karena YANG DIJANJIKAN hanya GAJI DAN FASILITAS.

Akhirnya beberapa coba mengembangkan karyawan seadanya. Cuma, pada akhirnya merasa sia-sia. Bukan karena programnya buruk, tapi seringnya nggak sesuai kebutuhan pengembangan bisnis, dan kandidat ini jarang dilihat secara lebih komprehensif.

Komprehensif maksudnya gini:

Bisnis wajib punya landasan deskripsi kompetensi yang diperlukan, yaitu terkait dengan kemampuan/skill yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas spesifik di dalam bisnis.

Namun, bisnis juga harus punya landasan BUDAYA atau KULTUR yang ingin diterapkan di dalam bisnisnya. BUDAYA ini jadi 'jembatan' yang menghubungkan STRATEGI dengan EKSEKUSI.

Budaya/kultur menjadi panduan buat tim/karyawan dalam hal perilaku, sikap, karakter, di mana bukan hanya SEKADAR JADI PAJANGAN DINDING, tetapi memang terinternalisasi di dalam masing-masing individu.

Nah, INI YANG SERING BIKIN MELESET pas menarik minat orang-orang buat bergabung ke bisnisnya kita. Mereka tahunya cuma gaji, fasilitas, dan terkait kompetensinya, tetapi BUDAYA/KULTUR-nya nggak sesuai.

Selain memastikan deskripsi aktivitas yang terkait kompetensi, pastikan juga BUDAYA/KULTUR yang mau kita terapkan itu seperti apa? Publikasikan di dalam halaman website/profil perusahaan kita supaya mereka juga tahu CARA BEKERJA di dalam perusahaan kita.

Pastikan juga bahwa BUDAYA/KULTUR itu betul-betul datang dari diri kita. Karena sebagai Leaders, kita adalah CONTOH buat yang kita bawahi.

Semoga menginspirasi!