MEMANG APA PENTINGNYA BENTUK TIM BISNIS?
Jadi reseller sendiri, bisa. Jadi dropshipper sendiri, bi... View More
Jadi reseller sendiri, bisa. Jadi dropshipper sendiri, bi... View More
MEMANG APA PENTINGNYA BENTUK TIM BISNIS?
Jadi reseller sendiri, bisa. Jadi dropshipper sendiri, bisa. Jualan makloon, bisa juga. Jadi freelancer, bisa juga.
Lha kalau semuanya bisa sendiri, ngapain harus bikin tim bisnis?
Yes, betul. Kalau memang TUJUANNYA sudah tercapai, misal seperti cashflownya lancar, sudah bisa makan, bisa menabung, bisa investasi, hasil dari aktivitas tersebut, ya sudah nggak perlu bikin tim.
Karena tujuan MAKING MONEY-nya sudah tercapai, dan jika itu DIRASA SUDAH CUKUP, boleh banget TIDAK PERLU bikin tim bisnis.
Lah, trus apakah membangun tim bisnis itu nggak bisa MAKING MONEY?
Mindset utama membangun tim bisnis memang bukan ke MAKING MONEY-nya, meski tetap masuk dalam pembahasan pengembangan bisnis.
Tetapi fundamentalnya beda antara BERGERAK SENDIRI dengan BERGERAK BERSAMA-SAMA
Apalagi kalau bisnisnya itu kepengin supaya:
1) Tetap beroperasi ada atau tanpa adanya kita,
2) Tetap memberi DAMPAK kepada orang lain, ada atau tanpa adanya kita,
3) Ingin mendapatkan yang LEBIH BESAR dari kondisi saat ini, dan TIDAK MAMPU kalau dikerjakan semua sendirian.
4) BERTAHAN MELEBIHI USIA KITA.
Nah, apakah ada hubungannya dengan aktivitas yang ‘cuma’ jadi reseller/makloon/dropshipper? Enggak kok.
Brand seperti Indomaret atau Alfamart, atau modern market itu mereka core aktivitasnya adalah reselling lho. Beberapa juga makloon (white label dari tempat lain).
Jadi, terlepas apakah masih reseller, masih makloon, masih dropshipper, masih produser aja, yang terpenting apakah aktivitas kita itu TERBATAS untuk "MAKING MONEY"-nya aja, atau ada sesuatu lebih dari itu?
Kalau ada sesuatu yang lebih dari itu, bisa dikerjakan sendiri atau enggak?
Kalau enggak, nah, itulah pentingnya membentuk tim bisnis.
Nah, tinggal sekarang mau rekrut buat in-house, atau mau mulai dari outsource dulu nih.
Kalau temen-temen yang mau bangun tim, kira-kira pilih mana?
Jadi reseller sendiri, bisa. Jadi dropshipper sendiri, bisa. Jualan makloon, bisa juga. Jadi freelancer, bisa juga.
Lha kalau semuanya bisa sendiri, ngapain harus bikin tim bisnis?
Yes, betul. Kalau memang TUJUANNYA sudah tercapai, misal seperti cashflownya lancar, sudah bisa makan, bisa menabung, bisa investasi, hasil dari aktivitas tersebut, ya sudah nggak perlu bikin tim.
Karena tujuan MAKING MONEY-nya sudah tercapai, dan jika itu DIRASA SUDAH CUKUP, boleh banget TIDAK PERLU bikin tim bisnis.
Lah, trus apakah membangun tim bisnis itu nggak bisa MAKING MONEY?
Mindset utama membangun tim bisnis memang bukan ke MAKING MONEY-nya, meski tetap masuk dalam pembahasan pengembangan bisnis.
Tetapi fundamentalnya beda antara BERGERAK SENDIRI dengan BERGERAK BERSAMA-SAMA
Apalagi kalau bisnisnya itu kepengin supaya:
1) Tetap beroperasi ada atau tanpa adanya kita,
2) Tetap memberi DAMPAK kepada orang lain, ada atau tanpa adanya kita,
3) Ingin mendapatkan yang LEBIH BESAR dari kondisi saat ini, dan TIDAK MAMPU kalau dikerjakan semua sendirian.
4) BERTAHAN MELEBIHI USIA KITA.
Nah, apakah ada hubungannya dengan aktivitas yang ‘cuma’ jadi reseller/makloon/dropshipper? Enggak kok.
Brand seperti Indomaret atau Alfamart, atau modern market itu mereka core aktivitasnya adalah reselling lho. Beberapa juga makloon (white label dari tempat lain).
Jadi, terlepas apakah masih reseller, masih makloon, masih dropshipper, masih produser aja, yang terpenting apakah aktivitas kita itu TERBATAS untuk "MAKING MONEY"-nya aja, atau ada sesuatu lebih dari itu?
Kalau ada sesuatu yang lebih dari itu, bisa dikerjakan sendiri atau enggak?
Kalau enggak, nah, itulah pentingnya membentuk tim bisnis.
Nah, tinggal sekarang mau rekrut buat in-house, atau mau mulai dari outsource dulu nih.
Kalau temen-temen yang mau bangun tim, kira-kira pilih mana?
2
Comment
1
The Pengusaha
Chief... View More
Kekurangan tenaga kerja dan terlalu banyak tenaga kerja direkrut sembarangan adalah sama-sama buruknya.
Lalu bagaimana caranya untuk tahu mana yang lebih baik, antara (1) merekrut tenaga yang kurang ideal, atau (2) menunggu sampai menemukan tenaga yang lebih ideal?
Selengkapnya, kunjungi artikelnya di sini: https://thepengusaha.com/karyawan-pelamar-meminta-fleksibel-antara-wfh-atau-wfo-perhatikan-4-hal-berikut-ini